Rabu, 25 November 2015

CONTOH KERANGKA MAKALAH, BAHASA INDONESIA

Tema                           : Alam
Topik                           : Kebakaran Hutan
Judul                           : Penyebab dan Dampak Kebakaran Hutan di Riau Dilihat
 dari Dua Sisi
Rumusan Masalah       :
1.    Apa penyebab dan dampak dari kebakaran hutan di Riau?
2.    Bagaimana peran masyarakat dan pemerintahdalam mengatasi kebakaran hutan di Riau?
Tujuan                         :
1.    Untuk mengetahui penyebab dan dampak dari kebakaran hutan di Riau
2.    Untuk mengetahui peran masyarakat dan pemerintahdalam mengatasi kebakaran hutan di Riau
Aspek yang Diteliti     :
a.    Penyebab kebakaran hutan di Riau dari sisi manusia
b.    Penyebab kebakaran hutan di Riau dari sisi alam
c.    Dampak yang ditimbulkan kebakaran hutan di Riau bagi manusia
d.   Dampak yang ditimbulkan kebakaran hutan di Riau bagi alam
e.    Upaya yang telah dilakukan masyarakat dalam mengatasi kebakaran hutan di Riau
f.     Peran pemerintah dalam mengatasi kebakaran hutan di Riau

Metode Penelitian       : Studi Pustaka

PROSPEK USAHA SAPI PERAH

Sapi merupakan hewan ternak sebagai sumber penghasil daging, susu dan tenaga. Ternak sapi perah dibudidayakan untuk menghasilkan susu yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Susu sebagai salah satu sumber protein hewani semakin dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kecerdasan bangsa Indonesia, hal ini sejalan dengan kesadaran masyarakat akan peranan zat gizi yang terkandung didalamnya, maka tidaklah heran apabila permintaan akan susu sapi perah juga semakin meningkat. Peluang usaha di bidang susu perah sangat menjanjikan mengingat susu adalah salah satu minuman untuk pemenuhan gizi yang sangat penting dibutuhkan oleh tubuh. Produk peternakan khususnya susu, masih memiliki prospek usaha yang baik dan masih dapat terus berkembang.

Usaha ternak sapi perah di Indonesia masih bersifat subsisten oleh peternak kecil dan belum mencapai usaha yang berorientasi ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitas ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta pengetahuan/ketrampilan petani yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil pascapanen, penerapan sistem recording, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Selain itu pengetahuan petani mengenai aspek tata niaga harus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pemeliharaannya. Produksi susu sapi di dunia kini sudah melebihi 385 juta m2/ton/th dengan tingkat penjualan sapi dan produknya yang lebih besar daripada pedet, pejantan, dan sapi afkiran. Di Amerika Serikat, tingkat penjualan dan pembelian sapi dan produknya secara tunai mencapai 13% dari seluruh peternakan yang ada di dunia. Sementara tingkat penjualan anak sapi (pedet), pejantan sapi perah, dan sapi afkir hanya berkisar 3%. Produksi susu sejumlah itu masih perlu ditingkatkan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di dunia ini. Untuk mencapai tingkat produksi yang tinggi maka pengelolaan dan pemberian pakan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan ternak, dimana minimum pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak (terserap) diusahakan sekitar 3,5-4% dari bahan kering
Ternak  sapi perah merupakan salah satu usaha yang sangat potensial. Selain pemasaran dan perawatan yang mudah, secara ekonomis budidaya sapi perah mampu menghasilkan keuntungan yang melimpah. Proses perawatan hingga pemasaran susu yang sangat mudah, selain itu penghasilan dari susu sapi perah bersifat harian (daily income) dan untuk pembayaran susu sapi  ini sudah jelas dan pasti mekanismenya, manfaat lain yang bisa diambil yaitu dari kotoran sapi yang masih bisa dimanfaatkan untuk bahan baku energi biogas, dengan pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas, limbah bahan baku biogas bisa diolah lagi menjadi pupuk dan ini merupakan tambahan penghasilan bagi peternak sapi perah, maka tidaklah heran banyak para pelaku usaha yang mencoba membudidayakan sapi perah dan  usaha sapi perah merupakan kegiatan ekonomi yang memberikan manfaat sangat besar baik bagi pengusaha, masyarakat konsumen dan bagi negara

Maka tidaklah heran banyak para pelaku usaha yang mencoba membudidayakan sapi perah, karena dari usaha beternak sapi perah para pelaku usaha bisa meraup keuntungan yang menggiurkan, sebagai contoh ada salah seorang peternak sapi perah berkat usaha ternak sapi perahnya mampu membeli rumah, kebun, mobil, bahkan mampu menunaikan rukun Islam yang kelima, berhaji dan kehidupan mereka sekarang lebih dari cukup. 

PENGGOLONGAN MATERI, KIMIA

A.           Penggolongan Materi
Air murni terdiri atas sejenis materi yaitu air, sedangkan air laut terdiri dari air dan berbagai zat lain yang terlarut atau tercampur di dalamnya, diantaranya adalah garam-garam. Materi seperti air murni, tergolong ke dalam zat tunggal/zat murni dan bersifat homogen. Zat tunggal artinya hanya satu-satunya zat dan tidak ada zat lain selain dirinya serta bersifat homogen artinya semua bagian zat itu bersifat serba sama baik sifat fisis (wujud, warna, rasa, bau, dll.) dan sifat kimianya (rumus kimia, kereaktifan, dll.). Zat tunggal dibedakan atas unsur dan senyawa. Sedangkan air laut terdiri dari berbagai jenis zat yang disebut campuran dan bersifat heterogen yang meliputi koloid dan suspensi.
Berikut adalah bagan penggolongan materi.



Gambar 2.1 Bagan Penggolongan Materi

B.            UNSUR
1.    Pengertian unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana melalui perak, alumunium, tembaga, belerang, karbon, dan sebagainya. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 112 unsur reaksi kimia biasa. Bagian terkecil dari suatu unsur adalah atom. Beberapa contoh unsur adalah emas, , ada yang ditemukan dalam keadaan bebas, seperti emas dan intan, tetapi sebagian besar unsur ditemukan dalam keadaan terikat sebagai suatu senyawa. Unsur dapat dikelompokkan ke dalam unsur logam, nonlogam, dan metaloid/semilogam.
Berikut adalah perbedaan antara unsur nonlogam dan logam yang diberikan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Unsur Logam dan Nonlogam
Ada beberapa unsur yang memiliki sifat seperti logam dan nonlogam. Unsur tersebut dikenal sebagai unsur metaloid/ semilogam. Contohnya adalah silikon, boron, germanium, arsen dan stibium (antimon). Unsur-unsur tersebut banyak digunakan sebagai semikonduktor.

2.  Tabel Periodik Unsur
Untuk memudahkan kita mempelajari unsur, unsur tersebut ditampilkan dalam Tabel Periodik Unsur yang dikenal sebagai Sistem Periodik Unsur (SPU). Dalam tabel periodik unsur-unsur ada yang diletakkan pada lajur tegak (kolom) yang disebut golongan dan lajur horizontal (baris) yang disebut periode. Pada satu golongan sifat unsur semakin mirip dan pada satu periode sifat unsur semakin berbeda.
Berikut adalah gambar Tabel Periodik Unsur.
Gambar 2.2 Tabel Periodik Unsur

2.      Lambang Unsur
Untuk menyederhanakan nama unsur, para ilmuwan memberikan lambang unsur. Lambang unsur yang digunakan sampai sekarang dibuat oleh Jons Jacob Berzelius. Berikut adalah cara penulisan lambang unsur yang diusulkan oleh Jons Jacob Berzallius.


a. Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf dari huruf awal nama latinnya yang dituliskan dengan huruf kapital. Perhatikan contoh tabel berikut.
Tabel 2.2 Nama unsur dan Lambangnya
b. Jika Huruf awal dari nama latinnya sama, maka diberi huruf lain yang dituliskan dengan huruf kecil. Perhatikan contoh dalam tabel berikut.
Tabel 2.3 Nama Unsur dan Lambangnya

C.  SENYAWA

1.             Pengertian Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang secara kimia masih dapat diuraikan menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana dimana sifatnya berbeda dengan zat semula. Bagian terkecil dari suatu senyawa adalah molekul (gabungan dua atom unsur/lebih lebih baik sejenis ataupun berbeda jenis. Contohnya gula pasir yang berwarna putih, berwujud padat, dan berasa manis jika dipanaskan sampai terbakar akan mengalami reaksi.
Berikut adalah hasil reaksinya.
·                Sebelum reaksi: gula pasir berwujud padat, berwarna putih, dan berasa manis
·                Setelah reaksi terdapat zat baru:
- Zat yang berwujud padat, berwarna hitam, dan berasa pahit (karbon)
- Titik-titik cairan, tak berwarna, tak berasa, tak berbau (air)
- Zat tak berwarna, tak berbau, dan mengeruhkan air kapur (karbon dioksida)
Berarti kita dapat mengetahui bahwa gula dapat dipecah menjadi karbon, air, dan gas karbon dioksida melalui reaksi pembakaran.
Air juga tergolong ke dalam senyawa. Air dapat diuraikan menjadi dua jenis zat lain, yaitu gas hidrogen dan oksigen. Penguraian air dapat terjadi jika uap air dipanaskan pada suhu tinggi atau jika air dialiri listrik. Sifat gas hidrogen dan oksigen berbeda dengan sifat air. Gas hidrogen mudah terbakar, sedangkan oksigen merupakan gas yang diperlukan pada proses pembakaran. Sementara air tidak dapat terbakar dan tidak dapat melangsungkan pembakaran.
Gambar 2.3 Penguraian Air menjadi Gas Hidrogen dan Oksigen oleh Arus Listrik

2.      Lambang Senyawa/Rumus Kimia
Sama halnya dengan unsur, senyawa pun perlu diberi lambang. Lambang untuk senyawa disebut rumus kimia. Berikut adalah rumus kimia dari beberapa senyawa yang ditampilkan dalam tabel.

Tabel 2.4 Nama Senyawa dan Rumus Kimianya
Secara umum rumus kimia dapat dituliskan:
n: Koefisien yang menunjukkan jumlah molekul
A, B, C: lambang atom unsur penyusun molekul senyawa
x. y, z: Indeks tiap atom unsur penyusun, yang menunjukkan banyaknya atom unsur dalam setiap molekul
Contoh:
2C6H12O6: 2 molekul glukosa disusun oleh 12 atom karbon, 24 atom hidrogen, dan 12 atom oksigen
3H2SO4: 3 molekul asam sulfat disusun oleh 3 atom sulfur, 6 atom hidrogen, dan 12 atom oksigen

3.      Tatanama Senyawa
Berdasarkan jenis unsur yang menyusun senyawa, senyawa dibedakan atas senyawa biner dan senyawa poliatom.

a. Senyawa Biner: Senyawa yang terdiri atas 2 jenis
unsur
 Senyawa biner dari logam dan nonlogam:
· nama logam disebut terlebih dahulu, kemudian nama nonlogam yang diberi akhiran –ida. Perhatikan contoh berikut.

Tabel 2.5 Beberapa senyawa dan Unsur Penyusunnya

Senyawa biner dari nonlogam: nama nonlogam yang ditulis pertama kali disebut terlebih dahulu, kemudian nama nonlogam berikutnya yang diberi akhiran ida. Jika ada pasangan unsur yang bersenyawa lebih dari satu jenis senyawa, maka penamaan senyawa tersebut dapat dibedakan dengan menyebutkan angka indeksnya. Angka-angka tersebut dinyatakan dalam bahasa yunani, yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.6 Angka dalam Bahasa Yunani
Perhatikan contoh berikut.

Tabel 2.7 Beberapa senyawa dan Unsur Penyusunnya

Senyawa biner dari hidrogen dan nonlogam
- Menggunakan kata hidrogen sebagai nama depan, dan nama nonlogam sebagai nama    belakang, diberi akhiran ida.
- Menggunakan kata asam sebagai nama depan dan nama nonlogam sebagai nama belakang diberi akhiran ida.

Tabel 2.8 Beberapa senyawa dan Unsur Penyusunnya

Senyawa poliatom: Senyawa ion (atom atau gabungan atom yang bermuatan listrik) yang terdiri dari dua atau lebih atom yang bergabung bersama-sama dalam satu ion. Penamaannya adalah nama ion positif (kation) disebut terlebih dahulu kemudian nama ion negatif (anion).





Tabel 2.9 Beberapa senyawa dan Ion Penyusunnya

Secara umum senyawa ion dapat dituliskan sebagai berikut.
Selengkapnya, perhatikan beberapa nama kation dan anion berikut













Tabel 2.10 Kation (Ion Positif)

Tabel 2.11 Anion (Ion Negatif)

D.           CAMPURAN
Seperti yang telah diuraikan di atas, air laut tergolong ke dalam campuran karena air laut terdiri atas air dan berbagai garam. Dari contoh tersebut kita dapat mengetahui bahwa campuran merupakan gabungan dua jenis zat atau lebih.
Campuran mempunyai sifat yang berbeda dengan senyawa. Dalam campuran sifat-sifat komponen tidak hilang. Ketika garam dapur dilarutkan dalam air, kedua zat itu tidak bersenyawa, melainkan bercampur.
Rasa garam sebelum dan sesudah dicampurkan tetap terasa asin, begitu pula dengan air. Air sebelum dicampurkan dan sesudah dicampurkan tetap dapat memadamkan api. Kemudian juga garam dengan air dapat bercampur dalam berbagai komposisi sesuai yang dikehendaki. Tidak demikian halnya dengan bersenyawa. Senyawa mempunyai kompisisi tertentu. Air sebagai contoh, terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan perbandingan atom 2:1 Jadi, kita dapat menyatakan bahwa bersenyawa membentuk zat baru (berlangsung secara kimia), sedangkan bercampur tidak membentuk zat baru (berlangsung secara fisika).
a.             Jenis-Jenis Campuran
Campuran dapat berupa:

1. Campuran homogen
 Ciri:ciri:
·

- Terdiri dari zat terlarut (solut) dan pelarut (solven). Biasanya, komponen yang lebih banyak jumlahnya disebut sebagai zat pelarut, sedangkan yang lebih sedikit disebut sebagai zat terlarut. Namun, jika larutan berwujud cair, maka komponen cair disebut sebagai zat pelarut.
- Serba sama, tidak ada bidang batas antar komponen-komponen penyusunnya
- Tidak dapat disaring
- Tidak terdapat lapisan (komponen padat dan cair tidak memisah)
 Contoh:
- Udara - Air gula
- Sirup - Air cuka
- Air hujan - Spirtus

2. Campuran heterogen
Campuran heterogen terdiri atas:

a. Suspensi
 Ciri-ciri:
- Keruh
- Ada bidang batas antar komponen-komponen penyusunnya
- Dapat disaring
- Mengendap
- Terdapat lapisan (kompenen padat dan cair memisah)
 Contoh:
- Campuran terigu dan air
- Campuran pasir dan air
- Bubuk kopi dan air





b. Koloid
 Ciri-ciri:
- Keruh
- Ada bidang batas antar komponen-komponen penyusunnya (jika dilihat dengan mikroskop ultra)
- Dapat disaring dengan kertas saring ultra
- Komponen padat dan cair dapat memisah sendiri dalam waktu relatif lama
- Dapat menghamburkan cahaya
 Contoh:
- Air susu - Cat – Tinta
- santan - Asap – Kabut

c. Larutan

PARAGRAF, BAHASA INDONESIA

PARAGRAF

A.    Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa mampu menyusun paragraf yang baik sehingga tulisan atau karangan yang disusun mudah dipahami pembaca.

B.    Pengertian Paragraf
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Sebuah paragraf terdiri dari isi dan bentuk. Manfaat paragraf adalah untuk memudahkan para pembaca memahami gagasan penulis.

C.    Syarat-Syarat Paragraf
1.     Kesatuan Pikiran
Yang dimaksud dengan kestuan pikiran bahwa dalam satu paragraf hanya berisi satu pikiran, tidak ada satu kalimatpun yang tidak mendukung kesatuan paragraf.
2.     Kepaduan
Paragraf dinyatakan padu apabila dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis, seperti sinonim, kata ganti, kata transisi, dan kesejajaran bentuk.kata transisi yaitu kata penghubung. Kata transisi dapat menyatakan hubungan sebagai berikut :
Sebab, akibat                        : sebab, karena, akibatnya, oleh karena itu, oleh sebab itu,   dampaknya
Hasil, akibat              : akibatnya, jadi, dampaknya, akhirnya, sehingga
Pertentangan             : tetapi, namun, sebaliknya, berbeda dengan, kecuali itu, meskipun demikian, walaupun demikian
Waktu                       : ketika, tatkala
Syarat                        : jika, jikalau, apabila, kalau
Penegassan                :dengan demikian, jelaslah bahwa, bahkan
Tambahan informasi : tambahan pula, selain itu, oleh karena itu, lebih lanjut, disamping itu, lebih-lebih, dalam hal demikian, sehubungan dengan itu, dengan kata lain, tegasnya, singkatnya
Gabungan                 : dan, serta
Urutan                       : mula-mula, pertama, akhirnya, sesudah itu, selanjutnya
3.     Kelengkapan
Sebuah paragraf terdiri dari kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelas. Paragraf yang baik mengandung pikiran utama di dalam kalimat utama, paragraf juga mengandung kalimat-kalimat penjelas untuk menunjang kejelasan kalimat utama.

D.    Jenis Paragraf
1.     Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuan
a.       Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka juga disebut paragraf topik.
b.      Paragraf Penghubung
Paragraf penguhubung disebut juga paragraf pengembang. Paragraf ini memuat inti persoalan yang akan dikemukakan, diuraikan, dan dikembangkan.
c.       Paragraf Penutup
Paragraf penutup berfungsi untuk mengakhiri  sebuah karangan dan biasanya berisi simpulan dari paragraf penghubung. Paragraf ini dapat juga berisi penegasan kemabali hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf pengembang
2.     Jenis Paragraf Berdasarkan Letak pikiran Utama
a.       Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang pikiran utamanya terletak pada awal paragraf.
b.      Paragraf Induktif
Paragraf ini diawali hal-hal yang bersifat khusus dan diakhiri hal yang bersifat umum. Pikiran utama paragraf ini terletak pada akhir paragraf.
c.       Paragraf Deduktif-Induktif
Pikiran utama paragraf ini tercermin dalam kalimat utama, kemudian diikuti kalimat penjelas, dan diakhiri dengan penekanan. Kalimat utama pada akhir paragraf mengandung pikiran utama dan pada awal paragraf berfungsi sebagai penegas.
d.      Paragraf Deskriptif/ Naratif
Pikiran utama sebuah paragraf dapat tercermin pada seluruh kalimat dan saling terkait untuk mendukung pikiran utamanya.
3.     Jenis Paragraf Berdasarkan Bentuknya
a.       Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang memberikan lukisan peristiwa, kejadian, atau benda secara obyektif. Paragraf deskripsi biasanya terdapat dalam karya sastra.
b.      Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakam paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang dikaitan dengan aspek ruang dan waktu. Paragraf narasi sering terdapat dalam cerpen, novel, biografi, dsb.
c.       Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi pemaparan pikiran atau pendapat. Paragraf ini berfungsi untuk memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.



d.      Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah bentuk paragraf yang berisi pikiran, pendapat, atau gagasan yang disertai denagn alasan yang obyektif. Paragraf ini banyak terdapat di dalam karangan ilmiah.
e.       Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya bertujuan mengajak, membujuk, merayu, dan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang diinginkan penulis. Paragraf persuasi biasanya adalah iklan, di surat kabar atau majalah, selebaran, kampanye tertulis, dsb.

E.     Pengembangan Paragraf
1.     Secara Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarka pada urutan ruang dan waktu (kronologis). Urutan waktu adalah urutan yang mengghambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
2.     Klimkas-Antiklimaks
Paragraf ini biasanya digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau konflik dalam sebuah cerita. Pada awal cerita pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita, dilanjutkan dengan konflik sampai ke klimaks, dan menurun menuju antiklimaks.
3.     Deduksi dan Induksi

Pengembangan paragraf dapat diawali dengan kalimat yang bersifat umum, dilanjutkan dengan pembahasan klasifikasi.